Bahkan dalam kehidupan 'normal', 95% air di Gaza tak layak minum akibat dicemari limbah Zionis.
Sahabat, lebih dari satu bulan agresi Zionis di Gaza terjadi. Sejak itu pula akses air di Gaza betul-betul terputus. Warga Gaza terpaksa meminum air lau tanpa disuling, demi memenuhi kebutuhan cairan mereka. Kematian akibat dehidrasi mengancam keluarga Palestina di Gaza.
Pemutusan akses air oleh Zionis dilakukan secara sistematis dari tahun ke tahun. Dalam agresi ini pesawat-pesawat tempur Zionis bahkan diperintahkan untuk mengebom penampungan air di Jalur Gaza Utara, yang digunakan untuk memasok air kepada 70.000 warga Palestina.
Pemutusan akses air tak hanya berpengaruh pada kekurangan cairan, Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan tingginya resiko penyebaran epidemi seperti cacar air di kalangan pengungsi di Gaza sebagai akibat dari kelangkaan air di pusat-pusat penampungan penduduk.
Tak hanya itu, 5000 ibu hamil di Gaza diprediksi akan melahirkan anaknya dalam satu bulan ini. Dan melalui proses pasca melahirkan tanpa air adalah hal yang mustahil. Begitu pula dengan perempuan lainnya, menjalani siklus menstruasi tanpa air adalah hal paling menyiksa.
Sahabat, dalam gambar ini diabadikan momen anak-anak dan para ibu berduyun-duyun ke sumber desalinasi air di Rafah, selatan Jalur Gaza. Mereka harus berjalan jauh di tengah kondisi yang sangat tidak aman akibat agresi untuk memenuhi kebutuhan minimum mereka mengingat pendudukan memutus pasokan air ke Jalur Gaza. Pusat desalinasi air ini terancam berhenti bekerja kapan saja karena krisis bahan bakar.
Belum ada Fundraiser