Seorang ayah tak kuasa menahan kesedihannya ketika bangun tidur mendapati ketiga buah hatinya hangus terbakar (September 2020). Kebakaran ini terjadi karena mereka menggunakan lilin untuk menerangi rumah akibat krisis listrik. Kejadian ini tak hanya sekali, tercatat 44 warga Gaza, di antaranya 31 anak-anak meninggal karena penggunaan lilin.
Krisis listrik memburuk sejak 2006 setelah pemboman yang dilakukan pasukan pendudukan Zionis, terhadap satu-satunya pembangkit listrik yang memasok sektor tersebut. Krisis mencapai beberapa kali mencapai puncak, di mana listrik terputus hingga 20 jam per hari.
Tahun 2019 dan 2020, Israel mencegah bahan bakar masuk ke Gaza. Gaza kembali mengalami krisis listrik yang parah. Besaran listrik yang diterima penduduk berkisar antara 6-4 jam per hari. Hal ini mempengaruhi sejumlah sektor penting utama seperti sektor kesehatan.
Pemadaman listrik 10 jam/hari yang berulang mengancam nyawa ratusan pasien yang menggunakan ventilator, serta inkubator bayi dan ruang operasi. Dampak pemadaman listrik memaksa stasiun pembuangan limbah berhenti bekerja selama berjam-jam. Lebih dari 80 persen pabrik di sektor ini berhenti bekerja karena kekurangan energi, yang memperburuk krisis kehidupan.
Krisis listrik ini berimbas pada memburuknya kondisi kesehatan serta ekonomi di wilayah tersebut. Jika keadaan ini terus berlanjut maka Gaza akan berada pada kondisi yang sangat buruk dan semakin buruk.
Adara hadir dengan program pengadaan panel surya untuk membantu pasokan listrik di Gaza. Solar dan bahan bakar yang semakin menipis tak cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Gaza. Panel surya diharapkan dapat menjadi sebuah program pemberdayaan yang berkesinambungan untuk bisa terus membantu listrik di Gaza.
Yuk, bantu krisis di Gaza dengan pengadaan panel surya.
Belum ada Fundraiser